Friday, October 5, 2018

MENGAPA DI NEGERIKU SELALU TERJADI BENCANA……..???

Sepengal lirik lagu Ebiet G. Ade yang begitu populer “Mengapa di negeriku selalu terjadi bencana….”, patut menjadi bahan renungan yang mestinya menjadi pagar prilaku manusia. Lirik lagu ini sarat dengan makna yang dijawab sendiri oleh sang pencipta lagu “mungkin Tuhan mulai bosan dengan tingkah kita yang selalu bangga dengan dosa-dosa”. Apa memang Tuhan bisa bosan dengan tingkah manusia yang bangga dengan gelimang dosa ??. Tentu ini hanyalah sebuah sindiran dari kondisi yang semakin nyata bahwa manusia bangga dengan dosa-dosa yang diperbuatnya.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar orang bercerita dengan bangga akan dosa-dosa yang pernah dia lakukan dimasa lalu. Bangga dengan pernah terjerumus dalam kehidupan malam yang penuh kemaksiatan, bangga telah berhasil menipu seseorang, bangga dengan pernah mendapatkan uang atau harta kekayaan dengan jalan yang tidak baik, bahkan bangga dengan telah berzina meniduri wanita yang diidamkannya. Tidak sedikit juga yang bangga dengan telah menenggak minuman mahal-mahal, bangga telah mengkonsumsi Narkoba tapi tidak ketahuan Polisi. Banyak lagi hal-hal negatif dari mulai hal sepele sampai hal yang laur biasa dapat merugikan orang dibanggakan oleh pelakunya. Kebanggaan tersebut kadang hanya untuk menjadi pembangding ketika seseorang menceritakan perbuatan dosanya. “Oh…. Itu belum seberapa, aku pernah anu.. bla-bla.., tapi itu dulu ketika masih jahiliyah. Hal yang mengherankan mestinya dia malu untuk menceritakan aib dalam hidupnya. Hal inilah mungkin yang disitir oleh sang maestro lagu-lagu sendu Ebiet G. Ade.

Allah SWT telah mengabarkan kepada manusia dalam ajarannya yang agung Alquranul Karim yang diwahyukannya kepada jungjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, bahwa setiap musibah yang dialami manusia adalah dikarenakan perbuatannya sendiri, karena Allah SWT tidak pernah menzholimi mahluq cipataan-Nya. Sebagaimana firman-Nya :



Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-syura : 30)

Bahkan dalam ayat ini Allah SWT mengabarkan sifat Arrahman dan Arrahim-Nya, karena sebagian besar dosa manusia dimaafkan-Nya. Betapa akan hancurnya kehidupan manusia jikalau setiap perbuatan dosanya dibalas tunai dengan berbagai musibah. Kaitannya dengan apakah Tuhan akan bosan dengan tingkah manusia ??. Berpijak pada ayat 30 Surat Asy-Syura di atas, mengisyaratkan bahwa perbuatan dosa yang terus-menerus tanpa beban dan tanpa rasa takut kepada-Nya yang dilakukan manusia dapat menjadi sebab terjadinya musibah. Dapat dibayangkan bagaimana jika penduduk sebuah kota/negara cenderung lebih banyak yang berbuat dosa daripada yang taat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan murka dengan menimpakan bencana yang tidak disangka-sangka oleh siapapun sebagaimana Firmanya :


Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).(QS. Al-Isra:58)

Sebagaimana dikisahkan dalam Alquranul Karim berapa banyak suatu kaum ditimpakan azab karena kedurhakaanya seperti kaum Nabi Nuh AS, Nabi Luth AS, Nabi Sholeh AS dan kaum-kaum lainnya. Ketika jaman itu azab ditimpakan hanya kepada penduduk yang membangkang / menetang ajaran Allah SWT yang dibawa oleh para Nabi, sedangkan orang-orang beriman diselamatkan bersama Nabiyullah.  Sedangkan kondisi saat ini bencana yang terjadi akan menimpa seluruh penduduk baik yang berbuat maksiat ataupun yang sehari-hari terlihat alim dan shaleh. Namun inilah rahasia Allah, tidak akan ada yang mengetahui kadar keimanan dan ketaqwaan seseorang  selain Allah SWT. Demikianlah Allah SWT berbuat sesuai dengan kehendak-Nya, karena Allah SWT mengetahui segala sesuatu, sebagaimana Firman-Nya :


 
 Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. At-Tagabun : 11).

Dalam 2 bulan ini telah terjadi musibah besar berupa gempa bumi dan tsunami di NTT dan Palu-Sulawesi Tengah. Sayangnya kondisi musibah ini menjadi bahan perdebatan saling menyerang diantara netizen dan juga para politikus terkait dengan penyebabnya, kecepatan penanganan, dan lemahnya mitigasi bencana di Negeri Rawan Bencana ini. Bahkan ada yang mengajak bahwa bencana ini jangan dikaitkan dengan Alquran dan dosa-dosa. Ajakan inipun dilontarkan sebagian oleh arang-orang yang memeluk agama islam. Tentu ini sangat menyesatkan umat, sementara keterangan tentang bencana dan musibah dijelaskan pada berbagai Surat dan ayat dalam Alquran.

Baca : CCTV Mahadahsyat

Semestinya tidak perlu ada perdebatan yang tidak produktif bagi umat Islam, karena segala sesuatu mutlak harus berpedoman pada ajaran Allah SWT dalam Alquranul Karim. Karena ketika terbersit saja dalam hati menyangsikan hukum-hukum Allah dalam Alquran dan Hadist, maka kita telah jatuh pasik yang jelas ancaman hukumannya di dunia dan khususnya di akhirat kelak.

Kejadian bencana tidak semata-mata karena posisi Indonesia berada pada ring fire yang dikelilingi gunung api dan dijepit tiga lempeng besar benua. Karena itu hanya sebuah penyebab, sedangkan yang mentakdirkan bencana apa yang akan terjadi dan dimana terjadinya tentulah hanyalah Allah SWT sebagaimana keterangan dalam Surat At-Tagabun ayat 11 di atas.

Sifat Allah yang Maha Pengampun segala dosa, menjadi kesempatan umat manusia untuk segera bertaubat dan menghentikan perbuatan-perbuatan dosa yang dapat menjadi pemicu datangnya bencana / musibah. Karena tidak ada seorangpun yang dapat menunda, mengundurkan, dan menghindar dari kehendak-Nya. Allah tidak pernah berbuat zalim kepada manusia, sebagaimana Firmannya:



Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.(QS.Yunus:44).

Artikel ini hanyalah untuk saling mengingatkan, tidak ada maksud untuk geminter dan mengajari. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Bagaimana menurut Anda ?