Bismillaahir
Rahmaani Rahiim.
Alhamdulillaahi
rabbil’aalaamiin.
Allahummaa shalli wa sallim ‘alaa sayyidinaa
Muhammad wa’alaa aali sayyidinaa Muhammad.
Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘amma yashifuun
wasalaamun’alal mursaliin wal hamdulillaahi rabbil’aalamiin.
Saudaraku...
Kali ini saya ingin mencoba sharing dan sama-sama belajar tentang mengenal Allah (Ma'rifatullah), pengertian singkatnya dan tantangan / ujian bagi yang sedang mencari dan mempelajarinya. Saya sendiri bukanlah yang sudah sempurna mempelajari ilmu ini, namun tidak ada salahnya kita coba membahasnya.
Kepada Allah SWT saya memohon ampunan karena yakin sebagai hamba masih banyak salah dan khilap.
Ma’rifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas?. Segelas susu yang dibikin seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah orang yang telah membuatnya menjadi segelas susu.
Menurut Ibn Al Qayyim : Ma’rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Allah) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.
Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma’riaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam Uraian selanjutnya saya akan memberikan gambaran sederhana tentang godaan / ujian bagi siapa saja yang akan dan sedang mempelajari ilmu ma'rifatullah, uraian di ambil dari kisah-kisah nyata dari orang-orang yang pernah mengalaminya dan juga sedikit pengalaman pribadi.
Uraian ini bukan untuk menakut-nakuti tapi hanya sebagai informasi bagi siapa saja yang ingin atau sedang belajar Ilmu Ma'rifattullah agar bisa lebih termotivasi dan siap menghadapinya.
Sebagaimana Firman Allah dalam Alquranul Karim tentang ujian bagi manusia :
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (AL-BAQARAH : 214)
Pada tahap pertama ketika seseorang dibukakan pintu masuk ke dalam Ilmu Ma'rifatullah melalui kalimat Tauhid LA ILAHAILALLAH, maka rata-rata akan mengalami reaksi kejiwaan :
- Merasakan seperti ada sesuatu yang terlepas dari dirinya lalu merasakan badan ringan dan semua jadi serba tenang dan perasaan luar biasa.
- Merasakan seperti ada sesuatu yang masuk kedalam dirinya lalu merasakan memiliki kemampuan yang sebelumnya tidak dimiliki seperti mampu menterjemahkan maksud yang tertulis dalam ayat - ayat alquran dan Hadist.
- Merasakan tidak ada lagi perbedaan beragama atau bisa bertoleransi terhadap umat agama lain sehingga dirinya merasa damai dan penuh cinta kasih.
Kadaan ini disebut Anugrah Al Hikmah, Simak Firma-Nya :
Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).(AL-BAQARAH : 269)
Namun semua perasaan itu diiringi pula oleh godaan - godaan dan cobaannya, yaitu :
- Tergoda untuk menyatakan diri yang paling benar dan memandang umat islam lain masih salah karena belum memahami RAHASIA DIRI dan RAHASIA SYAHADAT akibatnya sibuk ke sana sini mencari perhatian orang lain agar mau mendengarkan apa yang telah dia dapatkan. Pada tahapan ini berbagai macam tingkah laku ada yang biasa saja namun ada juga yang kalau diajak ngobrol soal apa saja selalu ujung -ujungnya soal ilmu Ma'rifat, tapi kalo di tanya jawabnya muter-muter sampai-sampai yang mendengarkan juga ikut muter - muter alias mumet. Perilaku yang paling banyak terjadi adalah pandai berbicara dengan bahasa filsafat, hal ini terjadi karena kekagumannya pada ilmu yang dia dapatkan namun sangat sayang untuk dibagikan kepada orang lain sementara di satu sisi dia ingin orang lain tahu bahwa dirinya memiliki ilmu yang mulia, sehingga setiap ungkapannya sulit dipahami bagi pemula karna memakai bahasa filsafat atau bahasa kias lainnya. Pada tahapan tertentu prilakunya kadang extrim karena tidak segan-segan dan terang-terangan menyalahkan umat islam lain dengan cacian dan sumpah serapah, tapi kalo ditanya tidak mau menjawab karena menganggap ilmu yang dia dapatkan sangat berharga dan tidak layak untuk dibagikan begitu saja. Pada tahapan ini kata - kata andalan yang sering disampaikannya adalah perkataan kiasaan "percuma kalung permata dipasangkan pada leher seekor babi". Akibat dari perilakunya yang seperti itu maka banyak prasangka buruk terhadap dirinya dan juga terhadap Ilmunya sehingga disadari atau tidak lambat laum akan dijauhi oleh teman atau bahkan keluarganya sendiri dan akhirnya menjadi cobaan bagi dirinya sendiri dan jika tidak ada pembimbing lanjutan maka akan berakhir dengan bicara sendiri dan marah-marah sedniri, lebih parah lagi membuat orang jadi takut belajar ilmu makrifattullah.
- Tergoda menjadi panatik pada guru dan kitab tertentu yang dipelajarinya seolah gurunya adalah manusia yang paling hebat. dan ini adalah fenomena baru yang saya temui, dan merupakan cobaan baginya apakah mampu kembali kepada Alquran dan Hadis.
Bagi mereka yang mendapatkan laduni godaan dan cobaan pada tahapan ini nyaris tidak dirasakannya.
Setelah terbuka rahasia diri dan makna syahadat yang sebenarnya maka pemahaman selanjutnya adalah masuk pada keyakinan, yaitu keyakinan akan kebenaran hikmah-hikmah ghaib yang ada pada beberapa surat dan ayat dalam Alquran dan zikir yang mendalam, semakin kuat keyakinan menerimanya maka semakin baik. Tidak semua orang yang belajar ilmu ma'rifat mau belajar lebih dalam lagi dengan alasan tidak bisa memahami dan kalaupun ada jumlahnya sedikit namun bagi mereka yang mendapatkan secara laduni tidak bisa berhenti dan terus belajar lebih dalam lagi.
Itulah sedikit tentang tantangan mempelajari ilmu Ma'rifatullah, ini berdasarkan pengalaman pribadi dan juga pengalaman orang lain. Lebih mendalam lagi mempelajari ilmu Ma'rifat lebih dahsyat lagi godaannya. Menurut keterangan beberapa orang yang mengalaminya dan beberapa bahan bacaan tidak jarang ketika semakin mendalam bahkan tujuan utamanya untuk mengenal Allah dilupakan, malah justeru diperdalam adalah "bonus" dari mempelajari Ma'rifatullah itu sendiri misalnya ilmu kesaktian dan sebagainya.
Lebih jauh lagi penulis tidak dapat menjelaskan karena tidak mengalaminya, bahkan tulisan ini pun semoga bukan bagian dari terkena godaan pada tahapan awal belajar Ma'rifatullah.
Karena itu kepada Allah SWT hamba mohon ampunan dan kepada pembaca juga mohon maaf jika ini jadi sok tahu dan tidak berkenan.
Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq
Bogor Akhir April 2016
No comments:
Post a Comment
Bagaimana menurut Anda ?