Tuesday, May 1, 2018

PENGAMEN TUA

Bus Luragung Jaya Jurusan Kuningan - Bogor dengan model dekc kekinian sedang ngetrend saat ini, melaju kencang membelah pagi dikala mentari mulai meninggi. Bagi orang Kuningan Cirebon dan sekitarnya pasti sudah tau reputasi PO Luragung grup yang menyandang raja jalanan Pantura.

Bukan tentang perjalanan pagi itu yang ingin kuceritakan, bukan tentang kemacetan di Tol Cikampek Jakarta yang ingin kukeluhkan. Namun sekelumit syair dari pengamen tua yang entah mengapa tidak seperti biasanya diizinkan menaiki bis ketika berhenti menurunkan penumpang di Citeureup Bogor. Walaupun jarak tenpuh tidak begitu lama lagi untuk sampai di tujuan akhir yaitu Terminal Baranang Siang. Seorang pengamen tua dengan topi dan kaos lusuh minta izin untuk menyanyi menghibur penumpang dengan tutur bahasa yang halus dan sopan, kira kata-kata yang masih bisa kutangkap seperti ini :

"Assalamualikum Wr. Wb, Bapak Supir, Bapak Konektur yang terhormat terima kasih telah diberikan izin untuk ikut mencari nafkah di mobil yang bagus dan nyaman ini. Bapak Ibu para penumpang mohon maaf jika kehadiran saya telah mengganggu kenyamanan Bapak Ibu, Ade-ade semuanya, izinkan saya untuk berdendang menghibur semuanya dengan lagu yang pastinya tidak enak karena saya hanyalah pengamen jalanan yang dipaksa dengan keadaan untuk mencari nafkah sekedar mengharapkan kemuarahan Bapak Ibu Semuanya"

Yang sedikit mengejutkan ternyata Beliau menyanyikan lagu ciptaannya sendiri yang menurut saya syairnya sungguh mengena dengan kondisi saat ini, syair lagu menggunakan bahasa sunda dengan diiringi petikan gitar yang lumayan bagus dan enak didengar, kira-kira sekelumit syair yang sempat saya tangkap seperti ini :

"Tengah peuting nu sepi jempling, kuring rungsing da hirup di nagara nu keur gering....., Kumaha teu gering geuning nu salah jadi bener nu bener jadi salah...Anaking ayun ambing diayun kusamping guera gede geura sakola nu luhur ngarah jadi ratu adil di ieu negeri....
Campaka bodas, campaka langit baledogkeun ka pamimpin pupuhu negeri ngarah adil ka rahayatna.

Tengah peuting nu sepi jempling, kuring rungsing da hirup di nagara nu keur Sinting....., Kumaha teu sinting  geuning rahayat miskin kalaparan nu baleunghar kasuebeuhan. Anaking ayun ambing diayun kusamping guera gede geura sakola nu luhur ngarah jadi ratu adil di ieu negeri...."

Lagu berikutnya dinyanyikannya lagu Bongkar sampai menjelang gerbang Tol Bogor. Diakhiri dengan kembali permintaan maaf, doa untuk kru bus dan seluruh penumpang sambil berjalan menodorkan pembungkus permen lusuh untuk menampung sumbangan sukarela dari penumpang. Alhamdulillah hampir seluruh penumpang yang ada memberikan tip kepada Sang Pengamen Tua.

Sekilas  biasa saja seperti pengamem lainnya, namun bagi saya syair yang telah dinyanyikannya sungguh nyelekit untuk petinggi negeri ini, itulah salah satu perasaan jujur yang disampaikan segelintir rakyat Indonesia walaupun Beliau hanyalah pengamen tua. Selain itu dengan usianya yang saya taksir berkisar 60 tahunan, sungguh gigih berusaha untuk mencari nafkah sesuai dengan yang Dia bisa.

Bogor Akhir April 2018

No comments:

Post a Comment

Bagaimana menurut Anda ?