Friday, April 27, 2018

IKHLAS

Assalamualikum, Wr. Wb

 IKHLAS adalah kata yang sangat sering dibahas, dikupas, dinasehatkan sebagai kata motivasi oleh para ulama, motivator bahkan kata sehari-hari untuk menghibur keluarga, kawan, tetangga, dan sebagainya ketika tertimpa bencana atau terjebak dalam suasana kesedihan. Kata ini mudah terucap tanpa makna hanya sekedar meghibur dan terlontar sebagai tanda perhatian pada kondisi yang dialami seseorang. Bahkan sebuah sinematografi satu dasawarsa lalu dengan judul "kiamat sudah dekat" hampir sepanjang alur cerita mengetengahkan pemerannya yang betapa sulitnya mencari ilmu ikhlas yang sebenarnya. Yang pada akhir ceritanya dengan tidak sengaja sipemeran utama memasuki gerbang ikhlas tanpa disadarinya.

Sang sutradara menurut saya mengklimakkan ceritanya dengan tepat dimana ikhlas itu tidak bisa dipaksa untuk dimasuki walaupun dengan cara apapun. Ikhlas hanya akan tercapai ketika seseorang telah memasrahkan dirinya kepada Illahi Rabbi dengan sepasrah-pasrahnya, tiada daya dan upaya yang akan terwujud selain kehendak-Nya, Seraya rasa syukur menyeruak atas apa yang telah tercapai dari sesuatu yang diinginkannya, tiada lagi harapan yang digantungkannya pada mahluq, seluruhnya telah luruh menjadi putih seputih-putihnya di atas segala kehendak-Nya. Bahkan ungkapan ini tidaklah cukup untuk menggambarkan kondisi Ikhlas yang hakiki.

Ketika seseorang berhasil mencapai kondisi ikhlas yang hakiki, maka dia akan kaget sendiri dengan kejutan dibaliknya. Paling tidak itu pengalaman yang saya alami, banyak hal positif yang tiada disangka-sangka menghampiri kita. Namun, ikhlas layaknya iman, kadarnya dapat naik dan turun, seiring dengan turunnya kadar keikhlasan, maka kadar kegelisahanpun akan naik. Sebaliknya jika kadar keikhlasan naik, maka kadar kegelisahan turun yang ada hanya ketenangan dan keyakinan akan segala ketentuan-Nya. Namun betapa beratnya untuk mencapai kadar keikhlasan tertinggi, karena semakin berusaha kita mengikhlaskan sesuatu, maka bayangan negatif akibatnya akan semakin teringat, semakin tinggi kita mengikhlaskan suatu keadaan, maka kebutuhan akan sesuatu untuk menutupi keaadaan itu terasa semakin mendesak. Sederhananya ketika kita ikhlas tidak punya uang maka kebutuhan yang harus dipenuhi dengan uang itu semakin mendesak dan akibat yang akan terjadi jika tidak terpenuhi semakin nyata. Inilah ujian terberat yang harus dihadapi ketika berusaha untuk menyelami ilmu ikhlas yang hakiki.

Lalu harus bagaimana menghadapi tantangan tersebut.........
Tiada lain kita kembali pada suatu jalan yang seringkali dianggap hanya sekedar wacana yaitu berusaha, berdoa, dan tawakal. Sejauh mana usaha yang engkau jalani untuk mencapai sesuatu, sebannyak dan sekhusyu apa doa yang telah engkau panjatkan, dan sekuat apa tawakal yang telah engkau lakukan untuk menyerahkan segala sesuatu pada kehendak-Nya. Janganlah engkau menginginkan sesuatu jika engkau malas berusaha, alangkah sombongnya engkau jika engkau tidak pernah meminta dengan doamu, dan alangkah rapuhnya imanmu jika putus asamu mengalahkan rasa syukurmu.
Wallahualam bissawab....


Wassalam
Yang sedang berusaha menggapai ilmu ikhlas


No comments:

Post a Comment

Bagaimana menurut Anda ?